Jakarta, Media Publica – Pada Senin (01/09), mahasiswa Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (UPDM(B)) bersama sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Bersama Rakyat (Gemarak) menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta Pusat. Kehadiran massa aksi ini menandai konsolidasi gerakan mahasiswa yang tetap konsisten menyuarakan aspirasi rakyat di tengah situasi politik yang berkembang.

Aksi tersebut dilaksanakan sebagai bentuk respons terhadap pernyataan Presiden RI, Prabowo Subianto, yang disampaikan dalam pidatonya pada Minggu (31/08) yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden. 

Tidak adanya permintaan maaf dalam pidato singkat Presiden Prabowo Subianto menjadi sorotan utama. Pernyataannya dinilai tanpa arah perbaikan dan gagal menjawab tuntutan rakyat secara substansial, sehingga memicu kekecewaan, terutama di kalangan gerakan mahasiswa.

Dalam penyampaiannya, para mahasiswa menegaskan bahwa persoalan bangsa saat ini tidaklah sederhana. Mereka menilai masalah yang dihadapi rakyat begitu banyak dan saling berkaitan, sehingga telah mereka rangkum dalam sepuluh poin utama yang dikenal dengan nama Dasatura. Poin-poin tersebut, menurut mereka, merepresentasikan inti dari permasalahan negara yang hingga kini belum mendapatkan solusi dari pemerintah.

Dasatura, Sepuluh tuntutan tersebut, antara lain:

  1. Mendesak Polri untuk membebaskan seluruh demonstran yang ditahan
  2. Reformasi Polri 
  3. Reformasi Legislatif 
  4. Sahkan RUU Pro Rakyat (RUU Perampasan Aset, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT), dan RUU Masyarakat Adat).
  5. Tolak Pasal Bermasalah di Revisi UU dan Rancangan UU yang tidak pro rakyat 
  6. Reformasi sistem perpajakan dan terapkan pajak Progresif 
  7. Tolak Proyek Strategis Nasional Perampas Ruang Hidup
  8. Wujudkan Reforma Agraria Sejati
  9. Wujudkan Pendidikan Gratis, Ilmiah, dan Demokratis
  10. Tolak dan Kendalikan Militerisme di Ranah Sipil

Baca lengkap Dasatura, Sepuluh Tuntutan Rakyat:

Bantah Isu Situasi Tidak Aman

Di tengah seruan untuk rehat sejenak untuk aksi demonstrasi, mengingat situasi yang dinilai belum stabil akibat tindakan represif aparat kepolisian pada aksi-aksi sebelumnya, para mahasiswa menunjukkan sikap sebaliknya. Mereka menegaskan tidak takut dan tetap konsisten melanjutkan perjuangan dengan berdiri di garis depan.

Selain itu, massa aksi juga membantah berbagai pemberitaan yang beredar di ruang publik mengenai situasi tidak aman untuk turun ke jalan. Mereka menilai isu tersebut tidak sesuai dengan realitas di lapangan. Menurut mereka, narasi tersebut justru merupakan bentuk propaganda pemerintah yang bertujuan meredam sekaligus melemahkan gerakan rakyat yang terus berupaya menyuarakan aspirasi.

Saat ditemui Media Publica pada Selasa (02/09), Haikal Saragih menyampaikan bahwa rasa khawatir memang ada. Namun, ia menegaskan kepada seluruh masyarakat khususnya mahasiswa agar tidak perlu takut.

“Suasana aksi berjalan kondusif. Kami turun bukan untuk membuat kerusuhan, apalagi melakukan provokasi. Tujuan kami hanya satu, yakni menjelaskan permasalahan di negeri ini melalui tuntutan yang kami bawa,” ungkap Haikal Saragih, Ketua BPM Fikom UPDM (B).

Haikal berharap agar pemerintah dapat segera menjawab dan menyelesaikan seluruh tuntutan rakyat secepat mungkin. Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk tetap mengawal permasalahan ini hingga tuntas dan kembali menekankan untuk tidak merasa takut, karena menurutnya ketakutan hanya akan melahirkan barisan perbudakan.

Reporter: Muhammad Ridho

Editor: Nur Sifa Widasarani

 147 total views,  15 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.