Media Publica – Momen liburan sebelum maupun setelah idul fitri banyak dimanfaatkan oleh umat muslim untuk berwisata. Ciri khas yang paling sering kita jumpai adalah banyaknya masyarakat yang berkunjung ke tempat-tempat bernuansa religi untuk sekedar menyegarkan rohani dalam mendekatkan diri kepada sang pencipta, salah satunya adalah masjid. Berikut ini kami berikan rekomendasinya yang wajib anda kunjungi. Karena, selain terkenal dengan arsitekturnya yang unik juga dikenal dengan sejarahnya yang menarik.

Masjid Al-Irsyad, Bandung
Masjid Al-Irsyad, Bandung

1. Al-Irsyad, Masjid Berarsitektur Unik di Bandung

Masjid yang terletak di Bandung ini terkenal karena memiliki arsitektur yang unik. Didesain khusus oleh Ridwan Kamil, yang kini adalah walikota Bandung, masjid ini mampu menarik perhatian warga Bandung maupun kota lainnya.

Awal mula pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2009 dan dapat diselesaikan pada tahun 2010. Masjid Al-Irsyad diresmikan tepat pada 17 Ramadhan 1431 Hijriah atau 27 Agustus 2010 lalu. Dengan konsep minimalis yang diusung, membuat masjid ini tampak terlihat megah dan asri.

Masjid Al-Irsyad memiliki bangun ruang berbentuk kubus dan didominasi oleh warna abu-abu dengan garis hitam di dindingnya. Selain itu terdapat pula teks kaligrafi Arab dengan jenis tulisan khat kufi berupa dua kalimat tauhid berbentuk susunan batu bata pada tiga sisi bangunan. Agar lebih menimbulkan suasana yang asri, masjid dirancang dengan posisi landscape dan ruangan yang terbuka.

Konsep dari pembangunan masjid juga terinspirasi oleh tawaf yang mengelilingi Ka’bah. Konsep tersebut bisa kita lihat dari pengaplikasian garis-garis yang melingkar mengelilingii bangunan masjid. Karena arsitektur nya yang unik ini, Masjid Al-Irsyad mampu meraih beberapa penghargaan bergengsi tingkat dunia, seperti penghargaan FuturArc Green Leadership dari Building Construction Information (BCI) Asia mengenai konsep ramah lingkungan pada Maret 2011 silam dan beberapa penghargaan lainnya.

Masjid Terapung Amirul Mukminin, Makassar
Masjid Terapung Amirul Mukminin, Makassar

2. Masjid Terapung Amirul Mukminin, Makassar

Masjid di Indonesia dengan keunikan lainnya ialah Masjid Terapung Amirul Mukminin yang terletak di timur laut Pantai Losari. Dari pinggir pantai, kita dapat melihat pondasi bangunan masjid yang kokoh dikarenakan lokasi masjid sendiri yang berada di bibir pantai.

Namun, meskipun lokasinya berada diatas air, masjid ini mampu menampung 500 jamaah untuk beribadah didalamnya. Selain itu, masjid ini memiliki tiga lantai dengan kubah biru berdiameter sembilan meter diatasnya.

Warna putih dan abu-abu mendominasi bangunan masjid ini. Sama seperti Masjid Al-Irsyad yang berlokasi di Bandung, masjid terapung Amirul Mukminin ini juga tidak dilengkapi oleh pendingin udara karena lokasinya yang berada di pantai. Selain untuk beribadah, di masjid ini kita dapat mengagumi ciptaan Tuhan saat melihat keindahan pantai dan menunggu matahari terbenam.

Masjid Aschabul Kahfi
Masjid Aschabul Kahfi

3. Masjid yang Terletak di Dalam Perut Bumi

Masjid Aschabul Kahfi juga menyimpan keunikan tersendiri dari masjid yang lainnya. Sebab, jika biasanya kita menemui masjid berdiri kokoh diatas tanah, masjid yang berlokasi di Jalan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Tuban, Jawa Timur ini terletak di dalam perut bumi. Meskipun letaknya di dalam perut bumi, tidak sulit untuk menemukan masjid unik ini. Sebab, di gerbang masjid terdapat papan berukuran besar yang bertuliskan ‘Masjid Aschabul Kahfi Perut Bumi Al Maghribi’.

Saat memasuki gerbang, mata kita akan dibuat terpukau oleh tulisan kaligrafi yang dipadukan dengan tulisan Jawa. Kemudian untuk masuk ke dalam masjid, kita diharuskan untuk turun melalui tangga. Dikarenakan lokasinya yang berada di perut bumi, masjid ini memiliki pencahayaan yang kurang karena hanya mengandalkan cahaya lampu saja. Tetapi, kekurangan tersebut dapat ditutupi oleh arsitektur masjid yang memiliki pilar-pilar melingkar didalamnya. Selain itu juga letak kubah masjid yang berbeda dari kubah masjid pada umumnya. Jika biasanya kubah masjid berdiri kokoh di langit, kubah masjid Aschabul Kahfi berada di atas tanah atau sejajar dengan manusia.

Masjid Tamansari
Masjid Tamansari

Selain Masjid Aschabul Kahfi, terdapat pula masjid lainnya yang terletak di perut bumi atau di bawah tanah, yakni Masjid Bawah Tanah Tamansari yang berlokasi di Taman Sari, Yogyakarta. Meskipun masjid ini sudah tidak difungsikan sejak tahun 1812, masih banyak masyarakat yang antusias untuk melihat kemegahan arsitektur pada masa dahulu.

Masjid Tamansari sendiri merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono I yang dibangun pada tahun 1765 dan digunakan hingga masa kepimimpinan Sultan Hamengkubowono II. Setelah Masjid Gedhe Kauman dibangun oleh Keraton, maka kegiatan beribadah yang sebelumnya dilakukan di Masjid Tamansari dipindah.

4. Masjid dengan Perpaduan Berbagai Macam Budaya

Sebuah bangunan unik, tidak hanya dilihat dari arsitekturnya saja melainkan juga sisi sejarahnya yang tidak boleh dilupakan. Begitu pula dengan beberapa bangunan masjid ini yang memiliki perpaduan budaya didalamnya.

Masjid Cheng Hoo
Masjid Cheng Hoo

Pertama ialah Masjid Cheng Hoo yang terletak di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya. Masjid ini memiliki arsitektur seperti kelenteng atau tempat ibadah masyarakat Tionghoa. Masjid yang diresmikan pada 13 Oktober 2002 ini memiliki perpaduan unik antara Cina, Timur Tengah dan Jawa di Surabaya. Dibalik penggunaan nama Cheng Hoo ialah sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan masyarakat muslim, baik di Surabaya maupun Indonesia terhadap Laksamana, seorang bahariawan asal Negeri Cina yang beragama Islam.

Kemudian terdapat pula Masjid Agung Sumenep yang memiliki arsitektur unik dengan perpaduan budaya didalamnya. Masjid yang dibangun pada masa pemerintahan Panembahan Somala pada tahun 1779 ini memiliki perpaduan unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa dan Madura pada bangunan masjid membuat penampilannya tampak semakin indah. Masjid lain dengan keunikan karena memiliki perpaduan budaya ialah Masjid Raya Ganting yang terletak di Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang, Sumatera Barat.

Masjid ini memiliki perpaduan arsitektur Nusantara, Eropa dan Cina. Hal ini merupakan hasil dari kompensasi Belanda, disaat Belanda mendirikan pabrik semen di Indarung, Padang yang melewati tanah Masjid Raya Ganting pada tahun 1910. Belanda membantu dalam mengembangkan masjid dan menambah bagian depan bangunan masjid bergaya Portugis. Kemudian bantuan lainnya juga datang dari Cina yang berkontribusi dalam pembuatan atap masjid sehingga tampak seperti vihara. Masjid ini juga pernah dijadikan tempat pengungsian presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno ketika dibuang oleh Belanda pada tahun 1942.

 

Masjid Menara Kudus
Masjid Menara Kudus

5. Masjid Peninggalan Wali Songo

Beberapa masjid dibawah ini juga memiliki keunikan tersendiri, karena didirikan oleh Wali Songo atau Sembilan Wali yang membantu menyebarkan agama Islam di Indonesia. Sebagai bukti dari kesungguhan akan penyebaran agama Islam tersebut, maka masjid-masjid ini didirikan untuk memfasilitasi masyarakat yang telah memeluk agama Islam dalam beribadah.

Menara Kudus, merupakan salah satu masjid yang memiliki sejarah unik dibalik arsitekturnya yang menarik. Sebab, pembangunan masjid ini merupakan hasil dari pencampuran dua agama yakni Hindu dan Budha. Kedua agama tersebut merupakan agama mayoritas yang dianut pada tahun 1549, sehingga hal tersebut mempengaruhi Sunan Kudus dalam membangun masjid ini agar lebih mudah masuk dan menyebarkan ajaran Islam ke dalam masyarakat tersebut.

Kemudian terdapat Masjid Agung Cirebon atau Masjid Agung Kasepuhan yang terletak di kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat. Masjid yang selesai pembangunannya pada tahun 1480 ini digagas oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga sebagai arsiteknya. Sembilan pintu yang terdapat di masjid ini melambangkan jumlah Wali Songo yang berperan dalam mengajarkan agama Islam kepada masyarakat.

Selanjutnya terdapat Masjid Sunan Ampel, yang didirikan oleh Sunan Ampel bersama dua sahabatnya yakni Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji. Masjid ini memiliki luas bangunan kurang lebih 2 km persegi dengan 16 tiang kayu setinggi 17 meter berdiameter 60 cm. Pada masa penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh Wali Songo, masjid ini kerap digunakan sebagai tempat berkumpul para ulama dan wali dari berbagai daerah Jawa dalam membicarakan metode penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa.

Itulah ulasan mengenai masjid yang dapat anda kunjungi untuk berwisata rohani. Selain berkunjung untuk menikmati keindahannya, jangan lupa juga untuk beribadah di dalamnya. Selamat berwisata!

Reporter: Dianty Utari Syam

Editor: Rizky Damayanti

 2,540 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.