Banjir yang melanda berbagai daerah di Indonesia berimbas pada penurunan stok beras. Meski begitu, stok beras dalam 11 hari ke depan masih dirasa aman (Sumber : Tempo.co)
Banjir yang melanda berbagai daerah di Indonesia berimbas pada penurunan stok beras. Meski begitu, stok beras dalam 11 hari ke depan masih dirasa aman
(Sumber : Tempo.co)
Jakarta, Media Publica – Banjir yang melanda beberapa daerah Ibu Kota berpengaruh pada kurangnya stok atau pasokan pangan. Hal ini disampaikan oleh Kementrian Perdagangan berdasarkan pantauannya ke Pasar Induk Cipinang. Dalam 1 minggu terakhir, pasokan beras di pasar tersebut mengalami penurunan pada saat banjir melanda Ibu Kota.

“Kami di Kemendag mencermati, pasokan beras ke Pasar Induk Cipinang normalnya 2500-3000 ton per hari, dalam beberapa hari terakhir turun di kisaran 2000-2100 ton per hari,” kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Kantornya, Jakarta, Senin (20/1).

Namun, stok beras di Cipinang masih cukup sampai 12 hari ke depan sehingga tidak terjadi kenaikan harga beras. “Stok di Cipinang masih 32.700 ton. Untuk pelayanan normal, cukup untuk 11-12 hari,” lanjutnya. Bila terjadi kekurangan pasokan beras, pihaknya akan segera meminta Bulog untuk meggelontorkan pasokan dari cadangan beras yang dimiliki Bulog.

“Kalau sampai kurang, kita bisa minta Bulog untuk memasok ke situ,” imbuhnya. Hingga pukul 10 pagi tadi, sudah ada tambahan pasokan beras sebanyak 550 ton ke Pasar Induk Cipinang. Diharapkan, sedikitnya 2000 ton beras lagi datang ke Pasar Induk Cipinang sampai nanti malam. “Jadi stok masih aman. Tidak ada kenaikan harga yang berarti untuk beras,”.

Gangguan distribusi ini dikarenakan oleh banjir di Karawang dan Cirebon. Jalur utama Pantura Indramayu melintasi Eretan Kandanghaur mengarah Subang masih terputus oleh banjir, dan menyebabkan arus kendaraan bermotor di jalur tengah Cikamurang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, arah Subang padat yang berakibat terhambatnya pasokan beras ke Jakarta.

Secara umum, harga komoditas kebutuhan pokok masih berada pada kondisi yang stabil meskipun ada pergerakan kenaikan harga pada kisaran 1–3 persen, “yang harus diperhatikan adalah produk hortikultura dan ikan, karena yang paling terkena dampak dari iklim ini adalah dua produk tersebut,” tukasnya.

Ia menambahkan, pada saat ini pihaknya sedang memantau harga komoditas yang ada di 10 kota di Indonesia. Sejauh ini, harga kebutuhan masih dalam kondisi yang relatif stabil.

Ia menyampaikan kondisi produk hortikultura di beberapa kota di Indonesia Di Surabaya, produk hortikultura mengalami kenaikan dari 3-5 persen akibat dari banjir yang menyebabkan terganggunya arus distribusi. Sementara itu, di Manado, beberapa pasar seperti Pasar Bersehati dan Pasar Pinasungkulan sudah mulai beroperasi setelah dilanda musibah banjir beberapa waktu lalu.

Produk hortikultura mengalami kenaikan harga kurang lebih sebesar 7 persen di Medan. Kenaikan tersebut bukan diakibatkan oleh banjir, melainkan dari bencana Gunung Sinabung yang menghentikan pasokan kebutuhan hortikultura meskipun masih mendapatkan pasokan dari beberapa daerah lainnya, seperti Langkat, Riau, dan Sumatera Barat.

Bencana banjir tidak hanya terjadi di Jakarta, beberapa kabupaten kota, seperti Tangerang, Kerawang, Subang, Indramayu, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Kudus, dan wilayah lainnya di Indonesia juga mengalami hal serupa.

Sumber: antara dan gatra
Editor: Dianty Utari Syam

 2,337 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.