Judul : The Bang-Bang Club Sutradara : Steven Silver Pemain : Ryan Phillippe, Frank Rautenbach, Taylor Kitsch, Neels Van Jaarsveld
Judul : The Bang-Bang Club
Sutradara : Steven Silver
Pemain : Ryan Phillippe, Frank Rautenbach, Taylor Kitsch, Neels Van Jaarsveld

Media Publica — Dengan latar belakang akhir perang Apartheid di Afrika Selatan, The Bang-Bang Club menyajikan kisah empat orang fotografer di daerah konflik. Film yang disutradarai oleh Steven Silver ini, diangkat dari sebuah buku yang berdasarkan kisah nyata atas kisah empat orang fotografer itu.

Mereka adalah Greg Marinovich yang diperankan oleh Ryan Phillippe, Joao Silva diperankan oleh Neels Van Jaarsveld, Kevin Carter diperankan oleh Taylor Kitsch, dan Ken Oesterbroek diperankan oleh Frank Rautenbach. Diangkat dari buku yang berjudul “The Bang Bang Club: Snapshots from the Hidden War”, film ini menggambarkan bagaimana situasi dan ketegangan pada masa itu. Bagaimana sebuah foto dapat mengubah dan mengalihkan perhatian dunia.

Awal kisah mereka dimulai ketika Greg bergabung dengan media The Star untuk menjadi fotografernya. Sejak saat itu, mereka berempat menjadi tim fotografer yang sering meliput konflik di Afrika. Hasil foto yang mereka bidik, berhasil mengungkapkan bagaimana kondisi di Afrika Selatan dan menggugah emosi. Hal ini yang membawa mereka mendapatkan berbagai penghargaan. Greg Marinovich mendapatkan Pulitzer Prize dengan karya foto jurnalisnya ‘Zulu Spy 1992’ (supporters SAANC burning alive a man) dan Kevin Carter mendapatkan Pulitzer Prize dengan karya foto jurnalisnya ‘Bearing Witness 1994’.

Dengan durasi satu jam dua puluh menit, The Bang-Bang Club juga menyisipkan nilai yang menjadi dilema bagi para fotografer jurnalistik. Seperti yang di alami Kevin Carter yang pada akhirnya memutuskan mengakhiri hidupnya karena berbagai tekanan mental dan emosional yang ia terima saat memotret.

Seperti saat salah satu fotonya mendapatkan penghargaan Pulitzer, tentang seorang anak yang akan segera mati dan dihadapannya ada burung pemakan bangkai. Ia semakin merasa tertekan dan merasa bersalah. Bukan hanya dilema tetapi resiko yang mereka tanggung cukup tinggi. Hal ini digambarkan ketika Ken Oesterbroek yang akhirnya meninggal saat meliput konflik dan adu senjata.

Film ini menunjukkan bahwa dedikasi dan pengorbanan besar yang dilakukan para fotografrer jurnalistik. Bukan hanya sebagai profesi, tapi juga membutuhkan rasa kepedulian dan kepekaan terhadap sesama.

Peresensi : Mega Pratiwi

 4,583 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.