Jakarta, Media Publica – Setelah sempat tidak terlaksana dengan baik, Komisi Pemilihan Raya (KPR) kembali mengadakan Pemilihan Raya (Pemira) untuk mencari calon Ketua Senat Mahasiswa (Senma) Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (Fikom UPDM (B)) periode 2021/2022. Terdapat calon tunggal yang lolos seleksi dalam Pemira kali ini yaitu Aldi Nurfiqriansyah, mahasiswa Fikom 2017.

Media Publica berkesempatan mewawancarai Aldi yang ditemui secara daring melalui Google Meet pada Senin (26/7) lalu. Berikut pendapat dia sebagai calon Ketua Senma Fikom periode 2021/2022 yang telah kami rangkum dalam format Q&A.

Apa alasan Anda mencalonkan diri sebagai calon Ketua Senma Fikom?

Alasan saya mencalonkan diri sebagai ketua Senma karena saya sudah pernah menjabat di Senma periode sebelumnya. Saya menjabat sebagai sekretaris umum dan ada satu permasalahan di periode sebelumnya yakni tidak ada kaderisasi untuk ketua berikutnya. Maka dari itu, meskipun saya sudah di semester akhir, saya ingin memberikan tenaga dan pikiran saya untuk Senma terakhir kali sebelum lulus. 

Apa makna dari visi misi yang Anda bawakan sebagai calon Ketua Senma Fikom?

VISI: Pertama ingin fokus pada kaderisasi untuk Senma periode selanjutnya. Kedua, ingin membawa Senma lebih aktif lagi dalam mensosialisasikan organisasi mahasiswa kepada mahasiswa umum. Ketiga, membawa Senma menjadi lebih adaptif.

Adaptif maknanya itu Senma masih dapat tetap berjalan meski dalam keadaan apapun. Yang terakhir, membawa Senma lebih kreatif dalam menyampaikan aspirasi. Kreatif dalam artian di masa pandemi saat ini banyak mahasiswa umum yang tidak mengetahui organisasi mahasiswa atau di periode sebelumnya program kerja Senma masih terlalu kaku.

Jadi, untuk bagian ini, gimana caranya program kerja dibuat tidak terlalu kaku dan bisa membuat mahasiswa umum tertarik di setiap kegiatan Senma Fikom nantinya.

MISI: Ingin mewujudkan kemitraan yang baik di internal maupun eksternal. Jadi bagaimana agar Senma ini tidak hanya bergantung pada elemen yang ada di Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM) Fikom saja tetapi juga memperkenalkan diri ke luar. Lalu meningkatkan relasi dan kolaborasi antar mahasiswa, organisasi mahasiswa, dan fakultas secara suportif.

Hal ini lebih ke kerja sama, di mana contohnya ada kegiatan Senma Fikom, fakultas dapat memberi dukungan dengan mewajibkan mahasiswa umum untuk mengikuti kegiatan  tersebut karena memang untuk pengembangan diri mereka juga. Karena yang saya lihat selama empat tahun terakhir ini untuk peserta kegiatan Senma Fikom terlalu sedikit. Perlu adanya dorongan dari fakultas ataupun organisasi mahasiswa lain.

Profil Aldi Nurfiqriansyah, calon Ketua Senma Fikom UPDM (B) periode 2021/2022. (Ilustrasi: Media Publica/Kurnia)

Sistem kerja dan gaya kepemimpinan yang seperti apa yang akan Anda terapkan? 

Hal pertama yang akan saya lakukan adalah memperbanyak konten terlebih dahulu agar dapat memperkenalkan Senma Fikom lebih luas lagi. Karena pada dua angkatan sebelumnya, yakni angkatan 2019 dan 2020, kurang memahami adanya organisasi mahasiswa di dalam Fikom.

Lalu untuk gaya kepemimpinan, saya cenderung akan membuka diskusi di mana fokus pada ketertarikan para anggota Senma nantinya. Untuk program kerjanya mungkin akan tetap sama seperti periode sebelumnya, tapi akan lebih santai atau tidak terlalu kaku.

Kita akan selingi dengan diskusi, jadi lebih interaktif dan tidak satu arah. Namun, untuk kegiatan di luar proker, akan menyesuaikan dari kesukaan anggota Senma Fikom itu sendiri mau buat kegiatan yang seperti apa.

Program kerja yang sudah jelas akan dilakukan setelah resmi dilantik?

Ada program pendidikan dan pelatihan keorganisasian untuk mahasiswa (Diklatom) serta pengabdian masyarakat. Selain itu, sebenarnya di  LKM Fikom itu juga ada kegiatan Inagurasi Fikom bagi mahasiswa baru namun itu tergantung tema serta kesepakatan organisasi mahasiswa lain juga. Karena saat ini masih pandemi, maka semua kegiatan akan berbasis daring. Sebagai contoh dalam pengabdian masyarakat, akan dibuat penggalangan dana kreatif berbasis daring.

Diklatom secara daring itu seperti apa?

Untuk pendidikan dan pelatihan organisasi mahasiswa itu yang paling jelas adalah untuk mahasiswa umum, angkatan baru. Dilakukan dalam bentuk online di mana akan diberikan materi dan ada diskusi interaktif. Tidak tiga hari sekaligus seperti Diklatom zaman dahulu tapi seperti kuliah biasa dalam seminggu sekali.

Materinya ada manajemen organisasi,  kepemimpinan, pembahasan forum, simulasi teknik sidang, manajemen isu, krisis, dan konflik. Namun, tidak menutup kemungkinan, angkatan 2019 dan 2020 akan mengikuti pelatihan ini juga.

Dari pengalaman menjabat di periode sebelumnya, apakah ada hal yang perlu diperbaiki di periode mendatang ?

Ada, pertama itu proses mencari kaderisasi untuk generasi selanjutnya. Karena di periode sebelumnya lebih menjalankan program kerja ala kadarnya saja tapi tidak memberikan sebuah ketertarikan terhadap lingkungan organisasi untuk mahasiswa umum yang saat itu menjadi peserta. Seengaknya dari program kerja yang ada, dapat membuat peserta main ke ruangan atau bertegur sapa dan lebih akrab dengan organsiasi Senma Fikom.

Lalu dari segi produktivitas, perlu diperbanyak dan dipertahankan konsistensi pembuatan konten-konten yang bermanfaat bagi mahasiswa umum. Dan yang terakhir bisa menciptakan program kerja yang tetap mendapat ilmunya, namun tidak terlalu kaku. Itu sih yang harus diperbaiki.

Menurut pengamatan Anda, mahasiswa Fikom saat ini seperti apa?

Mereka kurang berminat belajar berorganisasi karena berpikir bahwa hanya akan menguras pikiran, tenaga, dan waktu. Mahasiswa cenderung cukup hanya dengan kuliah saja. Padahal menurut saya dengan mengikuti organisasi memdapat berikan banyak benefit karena kan belajar di kampus ini praktiknya kurang.

Sebenarnya tidak sepenuhnya salah ke mahasiswa umum, tapi dari organisasi mahasiswanya juga haruslah lebih berusaha untuk memperkenalkan ke mereka apa value ketika masuk ke organisasi mahasiswa. Pihak fakultas pun juga tidak terlihat memberikan reward bagi mahasiswa yang berorganisasi.

Dulu yang saya ketahui lima atau sepuluh tahun sebelumnya, terdapat beasiswa bagi temen-temen yang masuk ke organisasi mahasiswa. Akan tetapi, selama saya di kampus ini, belum ada organisasi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa.

Jadi lima atau sepuluh tahun sebelumnya ada program beasiswa bagi mahasiswa yang mengikuti organisasi? 

Ada, yang saya tahu baru untuk ketuanya doang sih. Baru sampai ketua setiap organisasi, belum sampe ke seluruh jajaran yang ada di organisasi mahasiswa.

Seberapa penting nilai akademik bagi Anda selain berorganisasi?

Sangat penting. Karena ketika pertama kali datang ke kampus, hal pertama yang dicari adalah ilmunya. Akan sangat sia-sia jika ikut organisasi tapi tidak memahami dasar pengetahuan ilmu yang sedang dipelajari. 

Percuma masuk ke organisasi jika untuk gaya-gayaan, dapat anggota, punya jabatan, terus merasa “Oiya, saya menjadi perwakilan organisasi mahasiswa nih, bisa mewujudkan aspirasi teman-teman, bisa punya pengalaman untuk ditaruh di CV,” tapi sebenarnya dari segi pengetahuan masih kosong serta saat menjalankan amanah atau tanggung jawab itu tidak ada apa-apanya dan tidak berefek ke teman-teman mahasiswa umum.

Harapan setelah resmi dilantik jadi Ketua Senma Fikom ?

Harapan yang paling utama adalah dapat terjalinnya kolaborasi dan kemitraan organisasi mahasiswa dengan fakultas. Itu yang paling utama karena kalau ini tidak bisa berjalan, mahasiswa umum pun akan merasa tidak penting adanya sebuah organisasi mahasiswa. Jika fakultas yang sudah berbicara itu mereka (mahasiswa umum) merasa bahwa adalah sebuah kewajiban.

Kemudian kedua, semoga dapat menarik minat mahasiswa umum untuk mengikuti kegiatan program kerja yang dibuat oleh Senma Fikom. Llau terakhir, kaderisasi dan generasi penerus Senma Fikom dapat tercipta sehingga organisasi mahasiswa di Fikom UPDM (B) dapat terus berjalan dan menjadi wadah bagi mahasiswa untuk dapat mengekspresikan diri.

Di akhir sesi wawancara, Aldi juga menyampaikan beberapa syarat yang diperlukan jika mahasiswa ingin bergabung menjadi anggota Senma Fikom. Antara lain, calon anggota harus memiliki IPK minimal 2.75, telah menempuh setidaknya 3 semester perkuliahan, dan pernah mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Senma Fikom seperti Diklatom, Bakti Sosial, atau Aksi Sosial. 

Selanjutnya dalam proses Pemira akan ada kegiatan pengenalan dan tanya jawab antara sang calon dengan pihak fakultas beserta mahasiswa umum secara daring. Hingga berita ini terbit, pihak KPR sebagai penyelenggara belum bisa memberikan jawaban terkait waktu dan tanggal pasti kegiatan diselenggarakan.

Namun yang bisa mereka pastikan ialah kegiatan tersebut dan pelantikan ketua Senma Fikom baru akan dilangsungkan pada bulan ini. Acara nantinya akan terbuka bagi mahasiswa Fikom UPDM (B) untuk aktif bertanya atau sekadar datang menyimak jalannya acara.  

Reporter: Fransiska Angelina Widiyanti dan Salsabila Rahma Saputra

Editor: Media Publica

 896 total views,  2 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.