Jakarta, Media Publica – Gelombang yang menghantam, sedangkan masing-masing dari kita berjuang di perahu yang berbeda. Berangkat dari kesadaran bahwa pandemi ini memberikan dampak dan hikmah kepada kita semua di mana masing-masing dari kita memegang kesempatan untuk memilih apa yang dilakukan dalam keadaan seperti ini. Di situasi ini pula penting bagi mahasiswa untuk memiliki kesadaran akan adanya peluang sekaligus tantangan dalam menghadapi kuliah dari rumah.

Seperti yang diketahui, dampak dari pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) mengharuskan perkuliahan dilakukan secara daring atau online. Mahasiswa yang biasanya hadir secara langsung ke kampus untuk bertemu dosen serta teman-teman lainnya, kini harus melakukan kuliah sendiri dari rumah masing-masing.

Hal ini tentu saja suatu tantangan tersendiri terutama bagi mahasiswa angkatan 2020 yang merupakan mahasiswa baru pertama di era pandemi. Angkatan perdana yang mengarungi pengalaman menjadi mahasiswa di era serba tidak pasti sejak awal.

Ilustrasi: nytimes.com

Salah satu orang yang memilih untuk memulai perkuliahan di tengah pandemi ialah Fransiska Angelina Widiyanti, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (UPDM (B)) angkatan 2020. Ia bercerita mengenai pengalamannya melakukan perkuliahan secara daring dan bagaimana ekspektasinya terhadap dunia perkuliahan yang tak terpenuhi akibat pandemi.

“Ibarat udah jempalit, tersungkur, kecebur got lagi. Sama sekali tidak sesuai ekspektasi dan rencana awal,” tutur Fransiska saat ditanya apakah ekspektasinya terhadap dunia perkuliahan sudah terpenuhi, Kamis (3/12).

Mahasiswi rantau dari kota Solo ini berujar bahwa ekspektasinya saat masuk kuliah sama seperti anak yang baru lulus SMA kebanyakan. Seperti menyelami lingkungan kampus yang benar-benar baru, gregetnya saat bersinggungan dengan dosen dan senior di kampus, serta merasakan manajemen waktu yang berbeda daripada saat masih sekolah. Menurutnya dengan daring seperti ini semua jadi serba samar-samar.

“Waktu jam kuliah, ya tinggal buka laptop. Waktunya ngerjain tugas, ya tinggal ngerjain. Untuk pertemanan pun, kita jadi gak bisa kenal lebih dekat. Beda cerita kalau kita ketemu langsung, kita bisa cerita apa saja, kita bisa ketawa-ketawa yang mana bisa bikin tambah erat pertemanan,” keluhnya.

Berbeda dari Fransiska, Aisyah Dwina Septariani yang juga mahasiswi Fikom UPDM (B) angkatan 2020, justru malah menyukai situasi kuliah daring seperti sekarang. Menurutnya kuliah secara daring membuat ia lebih mudah mengatur waktu dan lebih fokus.

Gue pribadi ngerasa lebih santai, lebih gampang manage waktunya, lebih fokus juga. Pokoknya segala-galanya jadi lebih maksimal dari tugas yang gue kerjain. Lebih fokus karena belajar di kamar gak berisik kan,” terang Aisyah.

Aisyah mengatakan tidak mengalami permasalahan dalam hal interaksi dengan teman-teman kampusnya. Walaupun ia tidak bisa bertemu secara langsung saat perkuliahan, mereka masih bermain di tempat umum serta kadang melakukan Zoom Meeting bersama sebagai wadah untuk menjalin keakraban lebih dekat.

Baginya, tidak ada alasan untuk tidak bersemangat berkuliah dari rumah. Karena menurutnya kapan lagi bisa mengikuti perkuliahan sambil rebahan di atas kasur, tidak perlu mandi, dan dapat menghemat biaya transportasi jika tidak karena pandemi.

“Menurut gue ini bagian dari komitmen. Ya kalau misalkan tujuan lu emang mau belajar menurut gue gak mandang tempat sih, justru gue lebih nyaman di kamar karena dari dulu emang sering belajar di kamar. Terus kalau soal adanya gangguan atau distraksi, balik lagi seserius apa komitmen masing-masing dalam belajar,” tutupnya.

Reporter: Kevino Dwi Velrahga

Editor: Media Publica

 2,721 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.