Banner promosi Fakultas Teknik di depan Kampus I Hang Lekir Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama) Jakarta, Kamis (8/8) (Foto: Media Publica/Kevino)

Jakarta, Media Publica – Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) (UPDM(B)) telah membuka fakultas baru pada tahun ajaran 2019–2020 yakni Fakultas Teknik dengan jurusan Teknik Pertambangan dan Teknik Industri. Hal ini menjadikan Fakultas Teknik sebagai fakultas kelima yang ada di UPDM(B) setelah adanya Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Fakultas Ilmu Komunikasi.

Wakil Ketua Pengurus Yayasan UPDM(B) Drs. H. Soenardi Dwidjosusastro, M.Si mengatakan bahwa pendirian Fakultas Teknik di Kampus I Hang Lekir merupakan suatu kebutuhan agar UPDM(B) tetap diakui sebagai universitas. Sesuai dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti) Nomor 51 tahun 2018 Pasal 3 Ayat 3 yang berbunyi:

Universitas menyelenggarakan jenis pendidikan akademik, dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi, dan/atau profesi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:

  1. program sarjana;
  2. program magister;
  3. program doktor;
  4. program diploma tiga;
  5. program diploma empat atau sarjana terapan;
  6. program magister terapan;
  7. program doktor terapan; dan/atau
  8. program profesi,

yang terdiri atas paling sedikit 5 (lima) Program Studi pada program sarjana yang mewakili 3 (tiga) Program Studi dari rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan yang meliputi pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi, serta 2 (dua) Program Studi dari rumpun ilmu agama, rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan yang meliputi bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi publik, dan pekerja sosial.

Menurut Soenardi, bila Fakultas Teknik ini tidak dibuat, berarti UPDM(B) gagal memenuhi syarat sebagai sebuah universitas dan akan berubah bentuk menjadi sekolah tinggi. Hal ini tentu akan mengganggu eksistensi UPDM(B) sendiri yang telah berdiri sejak 1962.

“Yang disebut universitas itu harus mempunyai fakultas yang ilmunya pasti dan juga ilmu sosial. Nah, sekarang kenyataan yang ada di UPDM(B) ternyata hanya Fakultas Kedokteran Gigi, sehingga perlu ada tambahan. Munculah ide pembuatan Fakultas Teknik. Jika ada Fakultas Teknik maka nomenklatur, nama universitas masih bisa dipakai. Sebab kalau tidak, itu bukan menjadi universitas lagi, tetapi sekolah tinggi.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Ir. H. A. Latief Baky, S.H., M.Hum. M.Sc., FIQ, IPM, selaku Dekan Fakultas Teknik UPDM(B) juga mengungkapkan bahwa penambahan Fakultas Teknik dipilih karena fakultas ini merupakan fakultas eksakta atau fakultas yang berfokus pada ilmu pengetahuan alam. Fakultas Teknik sendiri sudah direncanakan pembangunannya sejak tahun 2014, namun baru terealisasi pada awal 2019.

Untuk tenaga pengajar, Latief mengatakan Fakultas Teknik sudah siap. Saat ini yang masih dalam proses ialah sarana, laboratorium, dan mahasiswa yang mendaftar. “Dalam mencari mahasiswa kita bekerja sama dengan Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menampung orang yang berminat ke teknik pertambangan dan teknik industri dari sana ke sini,” jelas Latief saat diwawancarai Media Publica pada Kamis (08/08).

Mahasiswa Fikom UPDM(B) pindah ke Kampus Swadarma?

Menepis isu yang beredar di kalangan mahasiswa Fikom UPDM(B) bahwa seluruh mahasiswa Fikom

Ruangan Fakultas Teknik di lantai 4 Gedung Gotong Royong Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Kampus I Hang Lekir, Jakarta. (Foto: Media Publica/Kevino)

akan dipindahkan ke Kampus Swadarma dikarenakan adanya mahasiswa Fakultas Teknik menempati Kampus I Hang Lekir, Yoga mengatakan hal itu tidak ada hubungannya. Menurut Yoga, tidak semua mahasiswa Fikom UPDM(B) akan dipindahkan ke Kampus Swadarma. Hanya mahasiswa semester lima, enam dan tujuh yang melakukan kegiatan praktik saja yang dipindahkan.

“Kita pindah ke sana itu bukan asal pindah, tetapi karena kurikulumnya menuntut seperti itu. Karena sifatnya sudah praktik dan menuntut peralatan atau media yang dipakai di sana, baik itu peralatan-peralatan komputer, peralatan yang berkaitan dengan televisi, dan lain sebagainya. Ya enggak semuanya, kalau semuanya juga mana cukup di sana. Pokoknya nanti semua sisi di gedung ini ada kelas semua  secara manajemen sudah diatur kecukupannya, jadi enggak akan miss,” ujar Yoga.

Soenardi juga angkat bicara perihal isu ini. Menurutnya, Kampus Swadarma dibangun untuk praktikum dan menambah ruangan kelas. Tidak hanya untuk Fikom saja, tetapi fakultas lain seperti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Fakultas Ekonomi juga bisa menggunakan Lab. Terpadu Swadarma ini. Soenardi menambahkan, hanya saja lantai dasar dan beberapa ruangan yang ada di Kampus Swadarma kurang dimanfaatkan dengan optimal, sehingga timbul kesan terbengkalai.

Anggia Dwi Saputri mahasiswi Fikom UPDM(B) 2018 menolak jika Fikom dipindahkan ke Kampus Swadarma. “Gue pribadi kurang setuju, karena kebanyakan dari kita masuk ke Moestopo selain karena  Fikom yang berkualitas, juga karena letak kampusnya yang berada di tengah kota,” jelasnya.

Kendati demikian, Ketua Senat Mahasiswa Fikom UPDM(B) Rohmat Zulkarnaen justru setuju jika memang Fikom dipindahkan ke Kampus Swadarma. “Masalah Fikom pindah ke Swadarma yang penting mahasiswanya mau, dan sosialisasinya jelas. Menurut saya lebih baik pindah, karena permasalahan kita di sini (Kampus I Hang Lekir) yakni WiFi tidak semua menyala, parkiran sempit, dan tidak ada lahan parkir,” ujar Zulkarnaen.

Senada dengan Zulkarnaen, Hari Kurniawan mahasiswa Fikom UPDM(B) 2018 mengungkapkan pendapatnya mengenai isu pemindahan Fikom tersebut. “Tergantung sih, kan banyak mahasiswa yang rumahnya jauh, ada juga yang dekat. Pasti ada yang setuju, ada juga yang tidak. Kalau untuk disatukan sama fakultas teknik jika tempatnya ada, tidak masalah. Untuk fasilitas yang lebih memadai di Swadarma sih lebih enak,” pungkasnya.

 

Reporter: Kevino Dwi & Kurnia Setyawan

Editor: Dzaky Nurcahyo

 7,666 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.