IDPFest 2017 mengadakan diskusi mengenai "Gaya Hidup Sehat Bermusik" dengan pembicara Jalal dari CRS Komnas Pengendalian Tembakau dan Melanie Subono Aktivis Lingkungan. (Foto: Media Publica/Aji).
IDPFest 2017 mengadakan diskusi mengenai “Gaya Hidup Sehat Bermusik” dengan pembicara Jalal dari CRS Komnas Pengendalian Tembakau dan Melanie Soebono Aktivis Lingkungan di Taman Marzuki, Jakarta Pusat (1/4). (Foto: Media Publica/Aji).

Jakarta, Media Publica – Sering kali kita jumpai di berbagai acara musik, rokok menjadi sponsor utama. Hal ini tentu menjadi ironis, di mana produk kontroversial dapat mempromosikan produknya secara bebas. Bahasan menarik tersebut dikupas melalui talkshow yang berjudul ‘Musik dan Sponsor Rokok’ yang diselenggarakan oleh Indonesia Drum & Perkusi Festival (IPDFest) 2017 pada tanggal 1 April 2017 di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat.

Acara talkshow ini dipandu oleh Fernando Surya, serta turut mengundang Melanie Soebono selaku artis sekaligus aktivis lingkungan dan Jalal yang merupakan Corporate Social Resposibility (CSR) dari Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT) sebagai pembicara.

Jalal mengungkapkan masih banyak acara-acara musik yang disponsori industri rokok karena perusahaan rokok mampu memberikan sponsor yang besar. Ia menghimbau, jangan tertipu dengan kemurahan hati industri rokok tersebut.

“Banyak perusahaan mau sponsorship karena ada maksudnya. Take and give. Pertama, pengenalan perusahaan, kedua pengenalan merek, ketiga pengenalan produk dan kalau sudah masuk ke iklan dan promosi. Tujuannya agar membujuk orang untuk membeli  dan mengonsumsi produk itu, jangan bilang sponsorship itu baik hati,” jelasnya.

Jalal menambahkan semakin kontroversial suatu perusahaan maka perusahaan tersebut semakin terlihat baik dengan memberikan sponsor yang besar tanpa membereskan masalah sosial yang ditimbulkan, “Rokok menimbulkan masalah. Maka, hal itu juga upaya yang mereka lakukan agar orang berpikir ini produk gak begitu berdosa, gak begitu berbahaya,” tuturnya.

Hal senada diungkapkan Melanie, artis yang bergelut di bidang musik ini tidak menerima sponsor rokok dalam setiap acara yang dibuatnya. Rokok menjadi produk yang kontroversial karena bukan hanya merusak kesehatan tetapi juga merusak lingkungan. Hal tersebut diutarakan Melanie yang menceritakan pengalaman pribadinya.

Gue pribadi sudah tidak terima produk rokok itu berawal gue sebagai aktivis lingkungan. Pembakaran hutan terbesar di Indonesia itu disebabkan oleh rokok. Kita taunya sawit. Gue mencari ini siapa sih, dari situ gue belajar banyak bergaul dari orang-orang ternyata industri ini jahat banget ya,”  terang Melanie.

Industri rokok merugikan banyak pihak khususnya pada lingkungan. Kebakaran lahan akibat deforestasi mengakibatkan lebih dari 1,4 juta pohon hilang setiap tahunnya di NTB untuk pertanian tembakau. Hal tersebut belum ditambah dengan putung rokok yang dibuang sembarangan ke tanah mengandung racun yang tidak akan hilang sepuluh tahun lamanya.

Diakhir talkshow, Jalal mengingatkan bahwa acara yang baik tidak bergantung pada sponsor yang didapat tetapi kualitas dari acara itu sendiri, “Musik merupakan kreativitas kombinasi antara otak dan hati. Sebaliknya, ketika karya itu memang bagus dia akan menarik penonton dengan sendirinya,” tutupnya.

 

Reporter: Aji Putra Bartowinata & Elvina Tri Audya

Editor: Rangga Dipa Yakti

 6,150 total views,  6 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.