Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta, Media Publica – Maraknya korupsi yang terjadi di Indonesia disebut-sebut telah menjadi budaya buruk. Sistem administrasi dan hukuman yang tidak membuat takut, hingga keinginan untuk hidup mewah menjadi peluang bagi adanya praktik korupsi di Indonesia.

Mirisnya, saat ini korupsi merambah ke dunia pendidikan yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi pelajar. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia, Retno Listyarti memaparkan bagaimana praktik korupsi hidup subur dalam dunia pendidikan. Kecenderungan anak-anak dalam mencontoh perilaku membuat praktik korupsi dapat mudah terjadi di sekolah.

“Tidak transparannya sekolah dengan keuangan sekolah, hingga anak-anak yang tidak jujur membeli kunci jawaban, ketidakjujuran merupakan cikal dari korupsi,” ungkap Retno.

Pendidikan anti korupsi sangat penting, hal itu bisa dilakukan dengan beberapa tahap mulai dari mengetahui, memahami, meyakini dan melaksanakan. Jangan sampai pendidikan tersebut cenderung kepada transfer pengetahuan seperti siapa ketua KPK dan apa itu KPK saja. “Tidak harus menjadi mata pelajaran. Namun bisa melalui nilai yang real dan empirik,” papar Asrorun Niam, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) dan komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sebelumnya, kita tahu bahwa pada tahun 2012 terdapat polemik apakah kurikulum anti korupsi harus dimasukkan ke dalam pendidikan di Indonesia. Pada saat itu KPK menilai bahwa program anti korupsi harus masuk dalam kurikulum dan menjadi bagian dari mata pelajaran di sekolah, bahkan sebagai mata kuliah wajib di perguruan tinggi.

Menurut Giri Suprapdiono selaku Direktur Gratifikasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), kurikulum mengenai korupsi bisa saja masuk namun harus ditinjau kembali isi kurikulum tersebut. “Yang dirindukan anak-anak adalah contoh, maka yang dibutuhkan adalah keteladanan. Anak-anak bisa mencontoh dari pemimpin,” tambahnya.

Meskipun faktanya korupsi hampir tidak mungkin bisa diberantas secara menyeluruh, namun setidaknya korupsi itu bisa ditekan agar di masa mendatang korupsi tidak semakin membudaya dan semakin merusak moral para pejabat negara.

“Sistem sangat menentukan perilaku manusia. Sistem kini tidak cukup membuat takut. Korupsi sudah cukup membudaya di Indonesia,” ujar Todung Mulya Lubis, seorang ahli hukum dan aktivis ketika dijumpai beberapa waktu lalu.

Reporter: Putri Yanuarti & Dianty Utari Syam

Editor : Dwi Retnaningtyas

 1,898 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.