harum mawar di taman
menusuk hingga ke dalam sukma
yang menjadi tumpuan rindu cinta bersama
di sore itu menuju senja
bersama hati yang terluka

Jakarta, Media Publica – Kalimat diatas merupakan kutipan lirik salah satu lagu dari grup band Payung Teduh yang berjudul ‘Menuju Senja’. Band yang digawangi oleh empat personel yaitu Mohammad Istiqamah Djamad atau Is (Vokal/Gitar), Comi Aziz Kariko (Contra Bass), Ivan Penwyn (Guitalele) dan Alejandro Saksakame (Drum/Cajon) ini memiliki perjalanan karir yang cukup panjang hingga akhirnya sukses seperti sekarang.

Awal terbentuknya band ini adalah bermula pada saat Is dan Comi yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di luar kampus. Mereka adalah dua orang sahabat yang merupakan mahasiswa FIB (Fakultas Ilmu Budaya) di Universitas Indonesia.

Dibalik kesuksesannya, band ini beberapa kali menelan pil pahit, “mulai ditolak dari beberapa label dan sudah enggan untuk mencobanya lagi. Sampai pada akhirnya komunitas lah yang mendukung ia untuk maju dan akhirnya kami mempunyai peran bagi banyak orang untuk menikmati musik kami,” kenang Is.

Is menambahkan, jika Payung Teduh sendiri memiliki arti ‘penonton’, sehingga band ini ingin menyajikan warna musik yang berbeda bagi pendengarnya. Dengan nuansa akustikan, Payung Teduh menggambarkan ketenangan dalam setiap lagunya.
Menariknya, band ini memandang musik sebagai budaya Indonesia. Dalam hal ini, musik merupakan bahasa dan memberikan unsur budaya untuk disampaikan serta dikomunikasikan.

”Soal musik setelah berangkat dari peran kita lewat pribadi yang melatarbelakangi pendidikan kita sebagai yang awalnya budaya dan memberikan peran tersebut,” ungkap Is. Proses identitas budaya yang diberikan Payung Teduh dengan menyajikan estetika dalam setiap alunan musik dan kekuatan lirik yang mengandung pesan tersendiri bagi penikmatnya.

Pada album indie pertamanya yang dirilis pada 2010, bisa dibilang Payung Teduh memiliki karakter musik yang sama seperti di era golden 60’s dengan balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa Payung Teduh tidak akan hanya berhenti di satu genre tertentu, namun yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.

Reporter: Rati Prasasti
Editor: Dianty Utari Syam

 2,940 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.