“Jadi terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014 pukul 00.00 Pertamina memberlakukan harga baru Elpiji non subsidi kemasan 12kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen sebesar Rp 3.959 per kg,” ungkap Ali Mundakir, selaku Vice President Corporate Communication Pertamina.
Naiknya harga gas elpiji menuai banyak kontroversi mulai dari meruginya para agen penjual elpiji hingga ketakutan akan terpicunya adanya inflasi.
Agen elpiji menuding PT Pertamina melakukan kenaikan harga elpiji 12 kg secara mendadak dan mengakibatkan para agen penjual mengalami kerugian. Selain itu, jelang kenaikan harga elpiji, sejumlah tabung dibiarkan kosong tak terisi gas.
“Kita nombok, ada 200-an (tabung) kosong. Dikalikan Rp 50.000 (kenaikan harga) itu lumayan,” ujar seorang penjaga di agen elpiji yang enggan disebutkan namanya di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Selain itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengungkapkan ketakutannya terhadap potensi timbulnya inflasi.
“Sekarang ini kita harus berhati-hati menyikapi apa pun yang bisa membuahkan inflasi. Inflasi tahun kemarin saja sudah di atas 8 persen,” kata Gita Wirjawan, dalam konferensi pers kinerja ekspor dan impor di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat (3/1).
Namun, Gita belum menghitung angka inflasi yang bisa disebabkan adanya kenaikan harga elpiji biru tersebut.
Sumber : vivanews.com dan detik.com
Editor : Dwi Retnaningtyas
2,941 total views, 3 views today