hari-buruh-hellaoccupyoakland.org_2-354x310Tanggal 1 mei merupakan peringatan hari buruh internasional. Kaum buruh internasional memperingati hari ini dengan melakukan demonstrasi secara masal.

Di Indonesia perayaan May Day sebagai hari libur telah secara resmi dihapuskan melalui terbitnya UU nomor 13 tahun 2003. Peringatan hari buruh ini dijadikan ajang untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan kaum buruh dengan berdemonstrasi. Salah satunya  terkait revisi undang-undang dan terkait outsourching.

Penyuaraan kaum buruh sudah terjadi sejak beberapa puluh tahun silam, Hal ini diawali di Amerika serikat pada tahun 1886, Demonstrasi besar yang berlangsung sejak April 1886 pada awalnya didukung oleh sekitar 250 ribu buruh dan bertambah menjadi 350 ribu dalam jangka waktu 2 minggu.

Demonstrasi yang sama diikuti oleh sekitar 10 ribu buruh di New York, sementara itu, di Detroit diikuti 11 ribu buruh.
Demonstrasi pun menjalar ke berbagai kota seperti Louisville dan di Baltimore yaitu demonstrasi mempersatukan buruh berkulit putih dan hitam. Sampai pada tanggal 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas, dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh di negeri tersebut. Sampai pada tanggal 1 Mei 1886, demonstrasi yang menjalar dari Maine ke Texas, dan dari New Jersey ke Alabama diikuti oleh setengah juta buruh.

Kaum buruh  menuntut untuk pemberlakuan 8 jam bekerja, ketika kaum buruh dipaksa bekerja selama 12 sampai 16 jam per hari. Dengan semakin berkembangnya buruh yang melakukan demonstrasi, hal tersebut memancing reaksi para pengusaha. Demonstrasi damai menuntut pengurangan jam kerja itu pun berakhir dengan korban dan kerusuhan. Sekitar 180 polisi menghadang demonstrasi dan memerintahkan agar demonstran membubarkan diri.

Dalam menanggapi aksi demonstrasi ini, para pengusaha dan pejabat setempat mengeluarkan dana sekitar US$ 2.000 untuk membeli peralatan senjata mesin guna menghadapi demonstrasi.

Polisi pun membabi-buta menembaki buruh yang berdemonstrasi. Akibatnya korban pun jatuh dari pihak buruh pada tanggal 3 Mei 1886, empat orang buruh tewas dan puluhan lainnya terluka. Dengan tuduhan terlibat dalam pemboman delapan orang aktivis buruh ditangkap dan dipenjarakan

Kaum buruh tidak menyerah dan tetap gigih dalam menyuarakan aspirasinya, hal ini dipertegas dengan pada tahun 1888 kembali melakukan aksi dengan tuntutan yang sama. Selain itu, juga memutuskan untuk kembali melakukan demonstrasi pada 1 Mei 1890.

Demonstrasi yang menyuarakan pengurangan jam kerja yaitu dengan 8 jam perhari, tidak hanya dilakukan di Amerika Serikat,tetapi Australia pun melakukan hal yang sama. Dengan demikian, hal ini semakin memperkuat kesatuan kaum buruh sedunia dalam perjuangan.

Kaum buruh mengadakan penyelenggaraan Kongres Buruh Internasional tahun 1889. Kongres ini dihadiri ratusan delegasi dari berbagai negeri dan memutuskan delapan jam kerja per hari menjadi tuntutan utama kaum buruh seluruh dunia. Selain itu, Kongres juga menyambut usulan delegasi buruh dari Amerika Serikat yang menyerukan pemogokan umum 1 Mei 1890 guna menuntut pengurangan jam kerja dengan menjadikan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh se-Dunia.

Sistem kerja delapan jam perhari, telah ditetapkan menjadi standar perburuhan internasional oleh ILO melalui Konvensi ILO no. 01 tahun 1919 dan Konvensi no. 47 tahun 1935. Khususnya untuk konvensi no. 47 tahun 1935, sampai saat ini, baru 14 negara yang menandatangani konvensi tersebut.

Tidak sampai disitu saja,  kaum buruh megadakan pertemuan di hari berikut, 4 Mei 1886, yang berlokasi di bunderan lapangan Haymarket, para buruh kembali mengadakan aksi demo, aksi ini jaga ditujukan sebagai bentuk protes tindakan represif polisi terhadap buruh. Aksi yang awalnya berjalan dengan damai, namun berakhir ricuh dan membuat adanya kroban jiawa, dengan adanya ledakan bob yang dilakukan oleh polisi guna membubarkan parah demonstran, tanpa ada bukt kuat mengenais insiden tersebut namun Pada 21 Juni 1886, pengadilan menjatuhi hukuman mati kepada para tertuduh. Pada 11 November 1887, Albert Parsons, August Spies, Adolf Fischer, dan George Engel dihukum gantung. Louise Lingg menggantung dirinya di penjara.

Pada Kongres Internasional Kedua di Paris, 1889, 1 Mei ditetapkan sebagai hari libur pekerja. Penetapan untuk memperingati para martir Haymarket di mana bendera merah menjadi simbol setiap tumpah darah kelas pekerja yang berjuang demi hak-haknya.

Setelah dua Perang Dunia berlalu, May Day hanya menjadi tradisi usang,  momentum peringatan hari buruh masih di peringati untuk meyuarakan keinginan para buruh, yang ingin mendapatkan hak-haknya dari kaum kapitalis.

Sumber: Kompas

Editor: Rienhesty Dewi S 

 3,304 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.