Judul: The New Rulers of the World. Sutradara: John Pilger. Tahun Tayang: 2001. Genre: Dokumenter

Pernahkah anda menonton film dokumenter dengan suguhan plot menegangkan karena menggunakan metode hidden camera atau kamera tersembunyi layaknya detektif yang sedang membongkar kasus besar?

The New Rulers of the World karya John Pilger, sepertinya cocok untuk menjadi jawaban akan pertanyaan di atas. Mengambil premis cerita paham neo-kapitalisme yang disebar lewat globalisasi dan melakukan eksploitasi serta dehumanisasi terhadap para pekerjanya, menjadi daya tarik dari film dengan sutradara yang juga pernah menggarap “Inside Burma: Land of Fear”.

Pilger memang dikenal sebagai sosok jurnalis sekaligus sutradara yang menaruh perhatian terhadap fenomena sosial yang jarang terekam oleh kamera. Kepiawaiannya dalam menggambarkan suasana dalam film dokumenternya dapat mengkonstruksi sisi lain dari sebuah kasus yang seyogyanya belum pernah direkam oleh awak media.

Pada awal film nampak diceritakan bagaimana kehidupan orang-orang kaya secara material beraktivitas dan menghabiskan waktu dengan kehidupannya. Kemudian, adegan setelahnya menunjukkan bagaimana kehidupan miris oleh orang-orang yang kurang berada dan digambarkan betapa miris dan kejinya kehidupan.

Ada banyak hal yang menggelitik penonton selama pemutaran film ini. Kode etik perusahaan yang sudah seharusnya menjadi kewajiban perusahaan untuk memasangnya di setiap sudut ruangan kerja, tidak dilakukan analisa kesenjangan. Mereka seakan menyembunyikan fungsi dan ketentuan kode etik yang melindungi para buruh terhadap pelanggaran hak asasi.

The New Rulers of the World membuka mata penonton untuk melihat kapitalisme dari perspektif lain. Selama ini, orang-orang menganggap bahwa kapitalisme merupakan sebuah paham dengan konsep yang mulia dari mimpi Adam Smith sebagai bapak Kapitalisme sekaligus pencetus konsep ekonomi modern yang kemudian disempurnakan oleh John Nash ratusan tahun kemudian. Hal ini menjadi pemantik dari pengisahan dokumenter tersebut.

Nyatanya, kapitalisme itu sudah berubah dan disinyalir menjadi paham baru dari kapitalisme atau dapat disebut sebagai neo-kapitalisme. Pada bagian pertengahan dari film ini diungkapkan bagaimana organisasi seperti World Trade Organization (WTO), International Monetary Fund (IMF), dan World Bank dengan licik memanfaatkan globalisasi untuk memasuki negara-negara dunia ketiga seperti Indonesia agar bisa mengintervensi kebijakan negara tersebut dan memuluskan kepentingan untuk menguasai dunia ketiga.

Organisasi-organisasi tersebut disinyalir yang berhasil membuat kacau perekonomian negara dunia ketiga dengan cara peminjaman dana dan persoalan hutang-piutang. Mungkin hal ini akan mengingatkan kita dengan kasus yang terjadi pada masa Orde Baru, di mana saat hutang negara sudah mencapai tingkat inflasi, kekacauan pun meletus.

Dalam film ini, Pilger seolah memberi pesan dan peringatan untuk membuka mata akan kebijakan-kebijakan negara. Bagaimana kita sebagai warga negara harus merasa sensitif atau setidaknya sadar akan perubahan yang terjadi terutama pada bidang ekonomi mikro maupun makro. Pilger juga memberi harapan dari film dokumenternya ini agar manusia yang memiliki akal harus berani bertindak. Selama dirimu merasa benar, kenapa tidak?

 

Peresensi: Rangga Dipa Yakti

Editor: Safitri Amaliati

 18,369 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.