Sumber: Dokumentasi oleh Angkatan 1966

Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) merupakan aksi besar yang dilakukan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). KAMI dibentuk pada 27 Oktober 1965 dengan latar belakang kondisi politik dan ekonomi yang carut-marut pada masa Demokrasi Terpimpin di paruh kedua tahun 1965. Hal ini menyebabkan gerakan pemuda untuk beroposisi menentang dan menumbangkan rezim Soekarno.

Pasca pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S PKI) menimbulkan krisis kepemimpinan yang berdampak buruk pada hal-hal politik, keamaan dan ekonomi di Indonesia. Keadaan ekonomi Indonesia saat itu mengalami defisit dari tahun ke tahun. Defisit yang semakin meningkat ditutup dengan pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang dan mengakibatkan bertambahnya berat angka inflasi. Menjelang akhir tahun 1965 pemerintah membuat kebijakan mendevaluasikan rupiah dan menaikkan harga minyak bumi.

Melihat Indonesia yang makin tambah parah, pada 10 januari 1966, KAMI melakukan aksi besar dengan tiga tuntutan yang dirasakan pula oleh masyarakat Indonesia. Tiga tuntutan tersebut kemudian disebut Tritura, isi dari Tritura antara lain membubarkan partai Partai Komunis Indonesia (PKI), membubarkan kabinet dwikora dan turunkan harga pangan.

Dalam menangai tuntutan menurunkan harga pangan, Musyawarah Exponen angkatan 1945 pun membantu Wakil Perdana Mentri III untuk menekan pendekatan produksi dalam rangka memberantas inflasi. Gaji pegawai, buruh dan prajurit disarankan untuk dinaikan untuk memenuhi kebutuhan fisik minimum keluarga. Sementara menunggu perkembangan produksi sebagai alat satu-satunya mencegah inflasi, maka kebutuhan barang-barang pokok harus dicukupi jumlahnya dengan cara apa pun.

Segenap alat distribusi harus diawasi secara ketat hingga seluruhnya dikuasai oleh pemerintah sambil melaksanakan Keputusan MPRS tentang pelaksanaan alat-alat distribusi yang dipegang oleh koperasi rakyat. Pernyataan dari Musyawarah Exponen Angkatan 1945 ditandatangani oleh Mayor Jenderal Djamin Gintings, Brigadir Jenderal Djuhartono, Brigadir Jenderal Pol. Sujono, SH, Letnan Kolonel Chandra Hasan, Letnan Kolonel Dominggus Nanlohy, Drosek Zakaria Raib, Alizar Thaib, Ishak Djanggawirana, Armansyah, Herman Wanggamihardja, Ismael Agung Witono dan Soekandja.

Pada tanggal 21 Februari 1966 Presiden Soekarno mengumumkan reshuffle kabinet, namun terdapat para simpatisan PKI di dalamnya. Kenyataan ini menyulut kembali mahasiswa meningkatkan aksi demonstrasinya, hingga pada tanggal 24 Februari 1966 mahasiswa memboikot pelantikan menteri-menteri baru. Dalam insiden yang terjadi dengan Resimen Cakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden Soekarno, seorang mahasiswa Arief Rahman Hakim gugur di lapangan. Pada tanggal 25 Februari 1966 KAMI dibubarkan, namun hal itu tidak mengurangi gerakan-gerakan mahasiswa untuk melanjutkan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).

Akhirnya, Tujuan dari Tri Tuntutan Rakyat dapat terwujud dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar) yang memerintahkan kepada Mayor Jenderal Soeharto untuk membubarkan PKI dan ormas-ormasnya. Selain itu, Supersemar juga mengamanatkan agar meningkatkan perekonomian Indonesia sehingga dapat terwujud kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.

 

Sumber: Berbagai Sumber

Reporter : Aji Putra Bartowinata

Editor: Gieska Cyrilla Calista

 7,793 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.