sumber: trendmicro.com

Jakarta, Media Publica – Maraknya serangan siber Ransomware WannaCry tengah terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Ransomware WannaCry merupakan perangkat perusak yang dirancang untuk menghalangi akses pada sistem komputer atau data. Hingga kini, aksinya telah menginfeksi berbagai perusahaan, rumah sakit, hingga sekolah.

Mekanisme Ransomware WannaCry menyerang melalui jaringan internet dengan target komputer berbasis Windows. Ransomware WannaCry berkamuflase sebagai file sistem operasi Windows, lalu mengontrol data korban dengan mengunci dan membuatnya tidak bisa diakses hingga membayar sejumlah uang melalui bitcoin atau btc.

Bitcoin adalah mata uang virtual yang dikembangkan pada tahun 2009 oleh seseorang dengan nama samaran Satoshi Nakamoto. Mata uang ini seperti halnya Rupiah atau Dollar, namun hanya tersedia di dunia digital. Jumlah 1 btc berkisar hingga 860 USD.

Hal ini seperti disampaikan oleh Jamalul Izza selaku Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), “Ransomware WannaCry itu bukan virus, tapi lebih tepat dikatakan malware. Jadi itu disebar dan masih bisa diatur sama si penyebarnya, kemudian data targetnya disandera sehingga untuk membuka datanya kembali harus membayar melalui bitcoin.”

Jamalul mengatakan bahwa masih belum ada cara pasti untuk menyembuhkan komputer yang terkena serangan siber Ransomware WannaCry di Indonesia, “Kalau sudah terkena (serangan), sampai sekarang belum ada cara yang kongkret untuk memastikan virusnya mati, kecuali bayar dengan bitcoin,” ujar Jamal saat ditemui oleh Media Publica.

Meski begitu, Jamal mengungkapkan bahwa terdapat cara pencegahan Ransomware WannaCry. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengaktifkan anti-virus, melakukan back-up data, serta memastikan Windows telah di-update. Setelah itu, data yang telah di-back-up dapat disimpan di komputer berbeda dengan jaringan internet tidak terhubung.

Untuk terhindar dari serangan siber, Jamal menyarankan agar lebih sering melakukan back-up data. Selain itu, memiliki anti-virus dan Windows yang berlisensi juga tak kalah penting dalam menanggulangi serangan Ransomware Wannacry. Ia juga menyarankan untuk tidak sering membuka file sharing jika tidak dibutuhkan, “Jangan menggunakan bajakan, bagaimana mau sembuh kalau pake bajakan dan jangan sering membuka file sharing, kalau sudah tidak digunakan, ya ditutup,” pungkas Jamal.

 

Reporter: Gieska Cyrilla Calista & Jurnal Indonesia Simbolon

Editor: Rangga Dipa Yakti

 8,376 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.