“Kreatif itu memberikan solusi

Kreatif itu penting

Kreatif itu sampai mati”

Wahyu Aditya dalam bukunya Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati!

Judul Buku: Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati! Penulis: Wahyu Aditya Penerbit: Bentang Pustaka Jumlah Halaman: 320
Judul Buku: Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati!
Penulis: Wahyu Aditya
Penerbit: Bentang Pustaka
Jumlah Halaman: 320

Media Publica – Kreatif bagi sebagian orang merupakan hal yang dimiliki oleh profesi tertentu, seperti seniman misalnya. Lain halnya bagi Wahyu Aditya, seorang pendiri HelloMotion Academy dan Distro Kementrian Desain Republik Indonesia (KDRI). Menurutnya, kreativitas adalah hak semua orang dan solusi bagi berbagai hal, tetapi banyak yang tidak tahu cara mengeluarkannya. Pria yang kerap disapa Wadit terprovokasi mengenai pentingnya kreatif hingga membuat buku ‘Sila Ke-6: Kreatif Sampai Mati!’.

Wadit sependapat dengan Sir Ken Robinson, penasehat pendidikan di bidang seni di Inggris, yang menyatakan sekolah membunuh kreativitas karena sistem pendidikan publik mengacu pada kebutuhan industrialisasi sehingga membatasi kreativitas muridnya.Buku ini menjelaskan bahwa kreativitas dimiliki setiap orang dan banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengeluarkannya. Pembaca diajak untuk melihat bahwa kreatif tidak hanya untuk seniman, melainkan untuk diterapkan pada berbagai profesi yang asing didengar seperti Perencana Keuangan Independen untuk Keluarga atau Career Coach.

Pada awal pembahasan dijelaskan cara-cara untuk membangkitkan kreativitas dalam diri, salah satunya dengan rekam dan remix. Maksudnya adalah melihat sesuatu yang ada lalu meniru untuk berlatih. Setelah berlatih barulah remix, yaitu bahan yang sudah ada dikombinasikan dan dikemas menjadi baru. Bahasan ini memaparkan beberapa poster film dengan cara rekam remix dimana memiliki konsep yang sama namun ditampilkan berbeda. Dari hal tersebut, Wadit menyimpulkan bahwa tidak ada konsep yang benar-benar baru, hanya memperbarui yang sudah ada.

Buku inspirasional ini juga mengkritik rancangan visual produk pemerintahan Indonesia yang dianggap kaku dan monoton. Wadit mencoba merancang ulang desain logo instansi pemerintah yang menarik bersama komunitasnya, Gembolers. Salah satunya adalah logo pariwisata Indonesia tingkat nasional yang ia desain ulang dan disablon ke baju untuk dijual. Ia bercerita, rancangannya ternyata dipakai rombongan ibu di Singapura dan berhasil dilirik beberapa instansi pemerintah Indonesia untuk meminta jasanya.

Dalam bukunya, Wadit yang juga menerima berbagai penghargaan ini memberikan beragam referensi dari pengetahuan dan pengalaman pribadi maupun kerabatnya sehingga dapat menginspirasi para pembaca dalam berkarya.

“Wadit memberikan jawaban tentang kreativitas secara jujur. Pada zaman yang sangat kompetitif seperti sekarang ini, kreativitas merupakan kunci menuju sukses,” komentar seorang pembawa acara talkshow ternama, Andy F. Noya, terhadap buku ini.

Walaupun terbagi oleh beberapa bab dengan beragam topik bahasan mengenai kreativitas, pembaca tidak diharuskan untuk membaca buku ini secara runut. Setiap bagian dalam buku ini menarik karena dikemas dengan konsep scratch book dan menampilkan beragam gambar yang memicu imajinasi pembaca. Dengan bahasa yang ringan pula membuat pembaca tidak bosan dan menstimuli kreativitas para pembaca dalam berkarya.

Peresensi: Rarasati Anindita

 3,057 total views,  9 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.