Dalam pelaksanaannya, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) perlu didukung oleh tersedianya obat yang berkualitas. (Sumber: jkn.kesmas.go.id)
Dalam pelaksanaannya, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) perlu didukung oleh tersedianya obat yang berkualitas.
(Sumber: jkn.kesmas.go.id)
Jakarta, Media Publica – Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah diresmikan pada 1 Januari lalu masih dianggap belum maksimal. Sebab, masih banyaknya keluhan yang disampaikan masyarakat, salah satunya mengenai pengadaan obat yang langka dan kurang berkualitas.

Senada dengan apa yang dikeluhkan masyarakat, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin menegaskan bahwa obatan-obatan bekualitas dan inovatif sangat diperlukan untuk menyukseskan Program JKN.

Mohamad Dani Pratomo selaku Dewan Penasehat IAI mengatakan jika peran apoteker harus dilibatkan secara optimal dalam JKN, terutama di fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas, klinik dan dokter praktek swasta.

“Apoteker bisa berperan dalam memastikan obat yang diresepkan dokter rasional dan memastikan pasien memahami penggunaannya secara tepat,” lanjutnya.

Selaras dengan perkataaan Mohamad Dani, Zaenal Abidin juga menambahkan jika pemberian obat yang kurang berkualitas akan menambah penyembuhan pasien. “Ini bisa berarti BPJS harus mengeluarkan dana lebih untuk perawatan pasien di rumah sakit dengan jangka waktu yang lama,” katanya.

Maka dari itu peran obat inovatif di JKN sangat diperlukan guna menghasilkan obat yang murah tetapi berkualitas. Diharapkan industri farmasi berperan untuk memproduksi obat-obat yang berkulaitas tetapi terjangkau.

Pelayanan informasi juga penting, sebab pelayanan informasi penting dilakukan apoteker untuk memastikan obat tersebut sesuai yang dibutuhkan.

Sumber: Antara
Editor: Dianty Utari Syam

 2,024 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.