Sumber : Republika.co.id
Sumber : Republika.co.id
Afganistan, Media Publica – Dua wartawan perempuan yang bekerja untuk Kantor Berita Associated Press (AP) ditembak oleh seorang polisi di Afghanistan Timur pada Jumat lalu (4/4), salah satu wartawati Anja Niedringhaus (48 tahun) tewas tertembak. Niedringhaus ialah seorang fotografer untuk kantor berita AP. Reporter AP lainnya, Kathy Gannon, kini berada dalam kondisi stabil setelah mengalami dua luka tembak.

Kantor berita AP mengatakan kedua wartawannya itu berada dalam konvoi pekerja pemilu yang mengantarkan surat suara dari pusat kota Khost ke pinggiran kota dekat dengan perbatasan Pakistan dan Afghanistan ketika mereka diserang. Ketika mereka duduk dalam kendaraan mereka menunggu bergerak, seorang komandan satuan berjalan menuju mobil mereka dan menembaki mereka dengan senjata AK-47.

Sementara, Kathy (60 tahun), yang mengalami luka, kini tengah mendapatkan perawatan medis. Munculnya peristiwa nahas ini seiring dengan diintensifkannya keamanan di Afghanistan, menjelang pemilihan presiden yang telah digelar Sabtu lalu (5/4). Selain itu, ketatnya perihal keamanan itu pun untuk mengantisipasi ancaman kekerasan yang bisa saja dilakukan kelompok Taliban.

Sementara itu, terkait insiden ini, Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menerangkan, bahwa komandan satuan yang juga anggota polisi tersebut yang melakukan penembakan telah menyerahkan dirinya ke kepolisian.
Penembakan wartawan wanita ini merupakan wartawan asing kedua yang tewas terbunuh di Afghanistan selama masa kampanye pemilu. Pada 11 Maret lalu, seorang wartawan asal Swedia, Nils Horner tewas di Kabul.
Pemilu Afghanistan

Lebih dari 7 juta dari 12 juta – yang memiliki hak pilih di Afghanistan ikut berpartisipasi dalam pemilu presiden pertama melalui kotak suara pada Sabtu lalu (05/04). Delapan kandidat bertarung untuk menggantikan Hamid Karzai, dengan hasil yang diharapkan akan keluar dalam beberapa hari ke depan.
Kepala Komisi Pemilu Afghanistan Ahmad Yousuf Nuristani menjelaskan, berdasarkan perkiraan awal, jumlah pemilih yang mengikuti pemungutan suara tahun ini mencapai tujuh juta orang dari 12 juta orang atau sekitar 58 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari jumlah pemilih pada pemilu 2009, yakni 4,5 juta orang.

“Saya di sini untuk memberikan suara saya dan saya tidak takut dengan serangan apapun,” ujar salah seorang warga, Haji Ramazan, saat berdiri dalam antrean di sebuah TPS di Kabul. “Ini adalah hak saya dan tidak ada yang bisa menghentikan saya,” tutup Ramazan.

Sumber : BBC dan Antara
Editor : Putri Yanuarti

 1,914 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.