Wakil Dekan I, H. M. Saefulloh, S.Sos, M.Si saat memberikan sambutan di seminar yang membahas mengenai teka-teki Wiji Thukul, Jumat (21/06).
Foto: LPM Media Publica

Jakarta, Media Publica – Media Publica bekerjasama dengan Tempo Media menyelenggarakan seminar dengan tema “Siapa Itu Wiji Thukul? Bersajak,berteriak, lalu hilang”. Seminar yang di selenggarakan pada hari jumat (21/06)  di Laboratorium Humas Fikom Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama) dihadiri oleh Arif Zulkifli selaku executive editor majalah Tempo serta  Wahyu Susilo yang merupakan adik kandung Wiji Thukul.

Seminar dibuka oleh sambutan oleh M. Saefulloh, Msi selaku wakil dekan I, disambung oleh Cheppy Setiawan yang menjabat sebagai pemimpin Umum Media Publica.

Menurut Arif Zulkifli Seminar ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada sejarah Indonesia, untuk mendiskusikan dan mengingatkan kembali hal yang sudah lewat atau yang sudah kita lupakan, “dalam kasus Wiji Thukul ini kan banyak sekali mahasiswa yang gatau Wiji Thukul itu dan kita mengingatkannya kembali,” ujar pria yang juga berprofesi sebagai Redaktur Eksekutif Tempo.

Seminar ini membahas mengenai hilangnya Wiji Thukul, aktivis seniman yang menghasilkan karya melalui puisi dan sajak guna mengkritisi pemerintah pada saat itu. Sejarah kehidupan Wiji Thukul menarik dan misterius, keberadaannya kini menjadi kontroversi. Sosok wiji thukul sebagai seniman penyair  muda yang memilik spirit perjuangan yg sangat tinggi.

Cheppy Setiawan selaku Pemimpin Umum Media Publica menjelaskan bahwa kerjasama Tempo dengan MP dikarenakan memiliki satu pemikirian yang sama, selain karena tempo merupakan media yang kritis dan cukup besar,”waktu kita ngobrol-ngobrol punya satu frame jadi kenapa ga kerjasama aja? “, jelasnya.

Dalam acara ini tidak hanya berupa seminar, melainkan launchingnya media publica sebagai agen resmi majalah tempo.

Acara ini mendapat antusias dari mahasiswa, terlihat dari mahasiwa yang menghadiri seminar tersebut, serta aktifnya mahasiswa dalam berdiskusi.

“Pas banget dan baguslah, apalagi narasumbernya emang gue udah tau liputan acaranya dari majalah tempo, terus jadi lebih kaget lagi karena adanya editor dan adiknya Wiji Thukul, jadi kita jadi lebih tau dua pandang yaitu dari sisi keluarga dan jurnalistik, jadi bisa tau bagaimana mengangkat sosok Wiji Thukul dan persoalan yang ada,” Ujar Ulfa Karina, peserta, Fikom 2011.

Arif menuturkan nilai dari diadakannya seminar ini ialah guna membangkitkan Sprit perlawanan terhadap rezim, menjadi bagian dari sikap kita sekarang. Melihat wiji Thukul mengritik berangkat dari dirinya sendiri.Tentu tidak semua setiap orang bersikap seperti itu tetapi bagaimana cara meresapi kesulitan tersebut meskipun kita tdak merasakan. Kita harus keluar luangkan waktu untuk mengetahui hal menarik di luar sana.

Hal senada disampaikan oleh Cheppy Setiawan, nilai yang dapat diambil dari seminar ini ialah spirit yang dapat diambil dari sosok beliau.  Perjuangan dan idealisme, seharusnya mahasiswa sekarang dapat meneladani sikap dan sifatnya.

Reporter: Rienhesti Dewi Sarwono & Ananda Ratu Ayu Kemuning

Editor: Cheppy Setiawan

 2,962 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.