Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta, Media Publica – Pemilihan Raya (Pemira) Fikom akan kembali digelar, namun beberapa tahun belakangan ini tampak sepi. Faktor penyebabnya adalah sosialisasi dari pihak lembaga yang dirasa masih kurang, banyaknya mahasiswa yang kurang mengenal lembaga kemahasiswaan, serta masih banyaknya mahasiswa yang belum mengetahui mengenai pemira itu sendiri.

 

“Mungkin teknik sosialisasinya, seharusnya kita ngomong dari awal mahasiswa baru masuk ke UPDM(B) sudah kita kenalkan nih lembaga, termasuk Pemira didalamnya. Pemira itu apa, KPR itu apa, sampai akhirnya ada senat. Mungkin dari situ akhirnya ada awareness terhadap lembaga, senat, dan pemilihan senat melalui Pemira,” Ungkap Fransisca Diana T, Ketua Senat Mahasiswa Fikom Periode 2012-2013. Wanita yang akrab disapa Dai ini melanjutkan bahwa, pada saat orientasi dan kegiatan-kegiatan mahasiswa lainnya tidak hanya pesertanya saja yang diberi pemahaman mengenai lembaga, tetapi panitia juga.

 

Terkait dengan beberapa permasalahan tersebut, dibutuhkan solusi yang tepat untuk membuat pemira sebagai pesta demokrasi kampus kembali meriah. “Sebenarnya untuk masalah itu sebaiknya yang akan merekrut membuat sesuatu yang membuat mahasiswa tertarik, jadi harusnya tahu maunya seperti apa, dan lembaganya harus nimbrung ke mahasiswa biar lebih tahu detail yang disukai oleh mahasiswa itu apa, jadi mereka (red-mahasiswa) pasti mau ikut,” ungkap Aribowo Sangkoyo selaku Praktisi Iklan. Ia menambahkan bahwa, lembaga harus mengetahui solusi yang tepat untuk kegiatan tersebut dan apa yang menjadikan kegiatan ini sukses.

 

Sebagian mahasiswa menganggap bahwa sosialisasi Pemira dengan menggunakan pamphlet kurang efektif, masih diperlukan penjelasan yang lebih detail tentang Pemira. “Pemira,  wah kurang tahu tuh,” tutur Dimas, Mahasiswa Fikom angkatan 2010. Selain itu Tasha Susanti, Mahasiswi Fikom angkatan 2012 mengatakan bahwa, Pemira masih butuh pendekatan persuasif agar mahasiswa lebih merasa tertarik untuk turut berpartisipasi. “Menurut gue sih karakter anak Moestopo lebih ke entertain, buat saja acara akustikan seperti kemarin, dengan begitu orang bakalan nanya. Tangkap karakter anak Moestopo ini sukanya apa, manfaatin langsung. Baru dari situ bisa pakai poster atau social media,” jelasnya kepada Media Publica.

Reporter: Mega & Nanda

Editor: Mianda Aurani

 2,594 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.