Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta, Media Publica – Pelaksanaan Pemilihan Raya (Pemira) oleh Komisi Pemilihan Raya (KPR), merupakan agenda rutin Lembaga Kedaulatan Mahasiswa (LKM) tiap periodenya. Tugas dari KPR sendiri sebagai penyelenggara untuk menentukan ketua Senat Mahasiswa selanjutnya, khususnya di Fikom. Begitu pentingnya peran KPR sendiri tak diimbangi dengan kemeriahan yang seharusnya ditunjukkan. Hal ini dapat dilihat dari tiap periodenya yang tampak sepi, baik dari segi kepanitiaan maupun animo mahasiswa yang berpartisipasi.

 

Ketua MPM periode 2011-2012 Gary Tripabowo Halley menuturkan bahwa adanya krisis kepemimpinan dan kaderisasi yang terjadi di LKM berimbas terhadap kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh teman-teman lembaga di kampus, dan orientasi pun dianggap merupakan kunci yang mampu membuat perubahan tersebut. Hal senada juga diterangkan oleh Andi Wesal Saladin, Ketua KPR 2009, “penyadaran sejak masuk menjadi mahasiswanya itu yang kurang disadarkan. Moral sebagai mahasiswa itu seperti apa dan tanggung jawabnya untuk memajukan kampusnya itu seperti apa.”

 

Sepinya KPR dari tahun ke tahun pun menimbulkan pertanyaan, apakah KPR pernah mengalami masa kesuksesan sebelumnya? Baik Gary maupun Wesal menjawab pernah melihat kemeriahan yang ditunjukkan dari pelaksanaan KPR, tepatnya pada KPR 2007. Gary menjelaskankan bahwa KPR saat itu ramai dan dia sebagai mahasiswa baru merasa bangga untuk turut memilih. Pernyataan yang sama juga dilontarkan oleh Sulton Mu’minah, Ketua DPM periode 2011-2012, “KPR ditahun 2007 mereka memajang foto-foto calon ketua senat di depan BNI dan dibuat acaranya seperti 17-an.”

 

“Mungkin karena mereka nganggep-nya KPR ini lembaga yang kurang berarti dan lagipula cuma sementara,” tutur Aryo Prabowo, Ketua KPR 2010, pada artikel: Kemeriahan KPR Kian Meredup, Hot News 72 Media Publica, 23 April 2012.

 

Sepinya KPR ini ditanggapi Gary bahwa, fenomena ini merupakan krisis kaderasasi di tubuh kelembagaan UPDM(B) khususnya Fikom, dalam opininya: Kaderasasi?, Hot News 73 Media Publica, Mei 2012. Semua hal ini terjadi karena Sumber Daya Manusia (SDM) yang berada di kelembagaan (red- LKM Fikom) tidak saling bahu membahu dalam rangka menyukseskan kaderasasi di dalam lingkungannya, katanya.

Misalnya pada setiap orientasi (OSPEK) ataupun Baksos yang selalu tersiar kabar “jangan ikut nanti elo Cuma disiksa doing”. Terbukti di angkatan 2011, apakah mereka disiksa? TIDAK, kata Gary dalam opininya.

 

Intinya hargailah setiap kegiatan yang difasilitasi oleh LKM Fikom UPDM(B) baik dalam bentuk akademik, penelitian, maupun pengabdian masyarakat. Dan sebaiknya, keanggotaan yang aktif mampu memberikan contoh lebih dahulu untuk member nuansa dan atmosfir positif dalam lingkungannya.

 

Maka kader-kader masa depan akan bangga atas segala hal yang mereka dapatkan dan lakukan nantinya, tutup Gary dalam opininya. Sudah selayaknya mahasiswa beramai-ramai turut andil menyukseskan acara yang dibuat untuk kebaikan kampus. Bukan hanya partisipasi yang dibutuhkan, tapi dengan adanya dukungan yang juga bisa menghantarkan kampus menjadi lebih baik lagi.

 

Sumber: Hot News Media Publica

Editor: Desy Setyowati

 2,562 total views,  3 views today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.